Bulan Juli kemarin aku berkesempatan mengunjungi Malaysia.
Ini merupakan pertama kalinya aku pergi ke luar negeri. Sebenarnya aku pergi ke
sana untuk mengikuti sebuah training yang diselenggarakan oleh komunitas
mahasiswa teknik (perkumpulan kejuruteraan) Universitas Malaya. Namun, karena kebetulan teman-temanku juga
suka travelling atau lebih tepatnya piknik dan kebetulan waktunya juga bertepatan
dengan libur usai UAS, sehingga kita memutuskan datang lebih awal agar bisa
menikmati indahnya Malaysia, Kuala Lumpur lebih tepatnya.
Kita berangkat ke Malaysia dengan pesawat Air Asia dari
Bandara Ahmad Yani Semarang. Karena menggunakan jasa maskapai tersebut, kita akan
mendarat di Low Cost Carier Airport (LCC). Pesawat takeoff jam 5 sore dan
sesuai perkiraan, kita akan sampai pada pukul 7.50 malam, waktu Malaysia.
Beruntung nggak ada delay pesawat sehingga kita tiba sesuai rencana.
Sesampainya di LCC, sudah ada panitia dan PPI (Perkumpulan Pelajar Indonesia)
yang sudah menjemput kita. LCC ini memang terlihat sesuai dengan namanya, "sederhana", tapi paling tidak menurutku lebih bagus "sedikit" dari Bandara Ahmad Yani.
|
Suasana Ahmad Yani |
|
Suasana LCC |
Dari LCC untuk menuju Kuala Lumpur kita perlu naik bis dengan waktu
tempuh sekitar satu jam. Melewati jalan tol yang kanan-kirinya dipenuhi kebun kelapa sawit, kata
seorang temanku suasananya mirip jalur lintas sumatera, yang membedakan tentu
kondisi jalannya. Kesan pertama untuk negara Malaysia sangatlah rapi dan
bersih dari kendaraan pribadi. Jalan tol di sana sangat layak disebut jalan
tol, sesuai fungsinya sebagai jalan bebas hambatan. Sangat berbeda dengan
Jakarta, meskipun namanya jalan tol, tapi tetap saja kena macet. Satu
hal yang unik bagiku, di Malaysia, kendaraan roda dua alias sepeda motor
diperbolehkan lewat jalan tol.
Setelah sampai di terminal, kita berpindah naik LRT (Light Rapid Transit) semacam kereta
otomatis tanpa masinis yang juga punya jalur bawah tanah. Untuk naik LRT kita
harus beli tiketnya dulu, sejumlah uang digantikan dengan dua keping koin. Satu
untuk masuk area kereta, satunya lagi untuk keluar dari area kereta saat sudah
sampai tempat tujuan. Harganya disesuaikan dengan arah tujuan, biasanya sudah
ada papan informasi (Papan kenyataan) yang memberikan informasi harga sesuai
rute. Sebenarnya ada kartu langganan untuk bisa naik LRT, tapi karna kita hanya tidak sampai 2 minggu disini jadi nggak terlalu penting untuk bikin kartu tersebut.
Selain bas (bus) dan LRT, transportasi awam (public transportation) di Kuala Lumpur adalah KL monorail dan kommuter. KL monorail dijalankan oleh masinis, sama dengan kommuter, kalau kommuter ini mirip dengan KRL yang ada di Jakarta.
|
Rapid KL |
|
Suasana di Dalam LRT |
|
Loket LRT |
|
Jalur LRT di Depan Apartemen |
Karena masih belum masuk jadwal training, jadi panitia nggak
menyediakan tempat penginapan buat kita sehingga kita memutuskan untuk mencari
tempat penginapan sendiri. Berkat bantuan teman-teman PPI, kita dapat tempat
menginap yang sudah dipesan jauh-jauh hari, sebuah apartemen di Jalan Putra,
bernama Bistari Serviced Apartment Suites. Kita menyewa dua buah rumah, 1 untuk
para cowok dan 1 lagi untuk cewek. Tempatnya cukup nyaman, masing-masing
terdiri dari 2 buah kamar, 1 ruang tamu, 2 kamar mandi, dan 1 dapur. Meskipun
terletak sedikit di pinggir kota, tapi apartemen ini cukup strategis karena
hanya berjarak ratusan meter dari stesen (stasiun), dekat juga dengan mall dan
rumah makan.
Selama di Malaysia ada 1 rumah makan yang menjadi tempat langganan kita, terutama untuk sarapan. Warung Hainan, kepunyaan orang Malaysia asli medan. Karena tahu kalau kita orang Indonesia dan ada beberapa dari kita yang asli batak jadi setiap makan kita pasti dikasih diskon. Lumayan, selain bisa lebih irit, masakannya juga cocok sama lidah kita. Bahkan di antara semua masakan di Malaysia yang pernah aku makan, menurutku masakan keluarga Hainan inilah yang paling enak. Aku juga berhasil menemukan kwetiau terenak yang pernah aku makan sampai sekarang. Kwetiau seafood yang lembut, seperti makan daging kelapa muda.
|
Bistari Apartment |
|
Suasana di Dalam Apartemen |
|
Jalan di Area Apartemen |
|
Areal Aparetemen: Nyaman bagi Pedestrian |
|
Lahan Parkir di Dekat Apartemen 1 |
|
Lahan Parkir di Dekat Apartemen 2 |
|
Ruko di Dekat Apartemen |
Malam pertama kita gunakan untuk beristirahat. Maklum kita kecapaian harus
nenteng-nenteng koper yang tidak ringan dengan jumlah yang lumayan. Bayangkan
saja, kita berjumlah 23 orang, itu artinya paling tidak ada 23 koper berukuran
besar, ditambah 1 koper besar untuk kostum pertunjukan. Dan beberapa cewek bahkan membawa
koper lebih dari 1, itu artinya para cowok harus rela hati untuk membantu
mereka. Belum lagi tiap orang membawa paling tidak 1 tambahan tas gendong. Kita
harus mengangkat koper-koper itu saat berpindah dari satu area ke area yang
lain untuk berpindah kereta. Nggak semua stasiun punya escalator, jadi
terkadang puluhan anak tangga harus dilewati sambil angkat-angkat koper-koper
gede itu. Setelah sampai di apartemen, kita langsung beres-beres, sholat,
kemudian tidur untuk melanjutkan destinasi esoknya.
Keesokan harinya kita berencana jalan-jalan ditemani Mbak
Dwi (mahasiswa UM asal Batam yang kebetulan teman SMA seniorku di Undip) dan Dito
(mahasiswa UM yang lahir dan besar di Malaysia, tapi orangtuanya asli
Indonesia, bekerja di salah satu BUMN Malaysia). Kita memang belum merencanakan
matang-matang agenda “liburan” ini. Berkat bantuan buku panduan wisata Malaysia dan
rekomendasi dari Mbak Dwi, kita memutuskan beberapa tempat untuk dikunjungi di
hari itu.
Pergi ke Malaysia nggak lengkap rasanya kalau nggak
mengunjungi Menara Kembar Petronas yang juga menjadi ikon negara ini. Bahkan
belum ke Malaysia rasanya kalau belum ke Petronas atau hanya untuk sekedar foto di depan
Petronas. Dari stasiun kita menuju KLCC (Kuala Lumpur City Centre). KLCC
merupakan pusat kotanya Kuala Lumpur, mungkin bisa dibilang alun-alunnya KL.
Terdapat pusat perbelanjaan yang mewah dengan taman yang luas di luarnya.
Pemandangannya sangat indah, ada kolam air yang luas dan terdapat air mancur di
sekelilingnya. Tamannya tertata rapi, banyak pepohonan dan kursi-kursi.
Rumputnya hijau dan terawat. Ada juga jembatan yang ditata dengan apik
membentuk terowongan di bawahnya. Pemandangan dari sini juga langsung
berhadapan dengan Menara Petronas yang indah. Selain itu juga dikelilingi
gedung-gedung pencakar langit, tampak seperti hutan di tengah modernitas, luar
biasa. Dan tak kalah luar biasa, diujung taman yang berdekatan dengan jalan
terdapat sebuah kolam renang yang disediakan gratis untuk publik. Airnya bersih
dan jernih mengalir dengan baik. Aku sendiri sangat betah di sana.
|
Taman KLCC 1 |
|
Menara Petronas 1 |
|
Menara Petronas 2 |
|
Taman KLCC 2 |
|
Taman KLCC 3 |
|
Jalanan KL 1 |
|
Jalanan KL 2 |
Salam dari Malaysia... Maafkan saya sebagai selaku pembaca artikel saudara... ada beberapa pembetulan yang saya ingin perbetulkan dalam artikel saudara... ya saya tahu saudara mungkin tersalah atau lupa...
BalasHapus1- pada perenggan kelima baris kedua " KL monorail juga berjalan otomatis tanpa masinis" sebenarnya KL monorail mempunyai masinis...,
2- pada gambar keenam " Jalur Monorail di Depan Apartemen " sebenarnya itu bukan jalur monorail, itu adalah jalur LRT... jalur monorail berbeza dengan jalur LRT.. boleh "google" macam mana jalur monorail...
Maaf jika komen ini menggungap artikel saudara...
Salam,,
BalasHapusTerima kasih masukan dan koreksinya @Abah Adam. Saya justru senang menerima koreksinya. Tulisan yang selanjutnya belum dirilis, mohon masukannya lagi ya..
Salam kenal