Modernisasi
dan Globalisasi merupakan dua kesatuan yang masih menjadi isu hangat saat ini.
Modernisasi merupakan bentuk perubahan secara inkremental terhadap ruang
kehidupan yang disebabkan adanya revolusi industri. Sedangkan globalisasi
diartikan sebagai suatu kondisi penyatuan segala sudut ruang kehidupan antar
bangsa. Keduanya saling berkaitan dimana modernisasi mendukung terjadinya
globalisasi. Modernisasi dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan memunculkan berbagai macam peralatan canggih untuk memudahkan segala
bentuk aktivitas manusia.
Dengan
keduanya, jarak ruang dan waktu tidak menjadi suatu kendala yang berarti bagi
manusia untuk saling berhubungan. Sepasang kekasih yang terpisah antar negara
tetap dapat berkomunikasi secara langsung. Kalau dulu mereka berkomunikasi
dengan surat-menyurat sehingga harus menunggu lama untuk saling berbalas pesan, kini
komunikasi dapat dijalankan lebih cepat dan mudah, via telepon atau internet
dengan video call-nya.
Ya,
teknologi menjadi kunci semua bentuk kemudahan itu. Teknologi memunculkan
berbagai bentuk gadget sebagai piranti bagi manusia untuk berhubungan dengan
sesama dan mengakses segala bentuk informasi. Sebagaimana kita tahu sekarang
muncul berbagai macam gadget dengan fitur-fitur pendukungnya, bahkan layanan
telepon dan sms sudah menjadi hal yang basi sejak bermunculan fitur-fitur yang
lebih canggih, seperti Blackberry dengan blackberry massanger, OS android
dengan segala macam fiturnya, games-games baru dan seru semakin banyak, dan
masih banyak lagi. Bahkan sekarang semua provider saling berlomba berebut
pangsa pasar dengan memunculkan keunggulan layanan masing-masing. Semakin
mudah, semakin cepat, dan semakin banyak pilihan.
Bukti
kemajuan teknologi yang dianggap paling mutakhir ialah munculnya internet dan
segala bentuk pengembangannya. Dengan internet, komunikasi dan akses informasi
menjadi semakin mudah dan murah, sehingga semakin banyak orang yang berminat
untuk menggunakan layanan ini. Program di internet yang berhasil menarik
perhatian semua umat ialah munculnya jejaring sosial, sebagai contoh ialah
facebook dan twitter. Pengguna facebook dan twitter semakin hari semakin
bertambah, dari segala jenis usia dan profesi. Bahkan Indonesia sendiri
menduduki peringkat teratas di dunia sebagai pengguna terbanyak kedua jenis
jejaring sosial tersebut.
Facebook
terbukti ampuh menjadi sarana komunikasi yang dapat menemukan semua kalangan,
bahkan dapat pula menemukan kerabat-kerabat yang jauh dan sudah lama tidak
bertemu. Facebook mampu menyatukan jarak pertemanan antarnegara, menjadi sarana
pertemuan perhimpunan bangsa-bangsa. Untuk para pelajar dan mahasiswa yang
tergabung dalam international students, facebook menjadi media yang sesuai
untuk menyatukan mereka, begitu juga bagi para pekerja dan wirausaha. Berjualan
via online dengan facebook atau memberikan link website-nya dengan facebook
atau jejaring sosial yang lain kini sudah menjadi trend.
Namun,
di balik segala bentuk kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi
ternyata menyimpan dampak lain. Munculnya gadget dengan berbagai fitur seperti
games dan hubungan melalui jejaring sosial justru menimbulkan efek negatif.
Jejaring sosial dipandang justru mempunyai dampak terhadap kehidupan sosial seseorang.
Mari kita simak pemaparan berikut.
Semua
itu berawal dari “keautisan”
Dengan
handphone barunya, Udin yang masih duduk di bangku sekolah dasar merasa sangat
senang karena di dalamnya tersedia fitur games yang variatif dan menarik. Udin
dapat mengisi waktu istirahatnya dengan bermain games. Karena Udin termasuk
anak yang pendiam di kelas, Udin merasa handphone barunya sangat membantu.
Namun, Udin tidak mengetahui bahwa handphone barunya ternyata tidak dapat
membantunya banyak, justru malah memperburuk suasana, Bagaimana tidak, dengan
kondisi Udin yang pendiam, handphone-nya justru semakin menjauhkan Udin dari
teman-temannya. Dia tidak mengenal cara bersosialisasi dengan yang lain.
Meskipun Udin anak yang cerdas, tetapi hubungan sosial tetap perlu dibangun
sejak dini. Di saat istirahat, teman-teman asik bermain dengan sesamanya,
bersendau gurau dan saling berbagi cerita tentang hal-hal yang menarik. Namun, Udin
justru tetap duduk di bangku bersama dengan handphone barunya, memainkan games
yang tersedia atau asik mendengarkan lagu-lagu kesukaannya. Kebiasaan itu terus
terulang hingga Udin dijauhi oleh teman-temannya.
Cerita
selanjutnya datang dari Devi, seorang guru baru di sebuah SMA Negeri. Devi
lulus kuliah tahun 2010 karena kecerdasannya ia diangkat menjadi pegawai negeri
dan ditugaskan mengajar di salah satu sekolah pada awal 2012. Perkenalan awal dengan
stakeholder sekolah berjalan dengan lancer, dari kepala sekolah, staf pengajar,
para karyawan, dan siswa-siswanya. Namun, perjalanan sosialisasi Devi tidak
berjalan mulus di kampus barunya. Sebab kebiasaannya berduaan dengan gadgetnya
justru membuat Devi tidak dekat dengan teman-teman seprofesinya di kampus.
Guru-guru lain yang lebih tua pun merasa risih dengan kebiasaan Devi yang
demikian. Ketika yang lain tengah asik berbincang-bincang di jam istirahat,
Devi justru sibuk online menyapa teman-temannya sekampus dulu melalui jejaring
sosial, berbagi cerita kegiatan sehari-hari melalui update dan komen status.
Banyak
orang menganggap dengan kemajuan teknologi dapat menyediakan berbagai
kemudahan, termasuk cara berhubungan dengan kerabat dan teman yang terpisah
jauh dengannya. Namun, ia justru lupa bahwa di sekelilingnya banyak orang yang
harus diajak berkomunikasi dan berinteraksi.
Berbagai
fitur canggih yang disediakan oleh gadget seperti games, kemajuan era
komunikasi dengan munculnya kemudahan akses internet dan lain sebagainya
memang membuat orang lebih mudah berintekasi dengan berbagai orang dan kalangan
di berbagai daerah meskipun terpisah ruang dan waktu. Games yang menarik mampu
membuat orang menghilangkan rasa jenuh dengan berbagai kesibukannya. Namun,
harus diingat, berbagai kemudahan yang ada seiring perkembangan zaman
seharusnya tidak menjadikan kita sebagai orang yang autis, sibuk sendiri dengan
gadget yang dimiliki. Kita mungkin dapat tetap menjalin silaturahmi dengan
orang-orang lama yang kita kenal, tetapi harus diketahui bahwa menjalin
hubungan dengan orang-orang baru, berkomunikasi dan menjalin interaksi dengan
mereka menjadi kewajiban bagi kita untuk menciptakan suasana yang harmonis.
Orang-orang
duduk di kursi halte menunggu kedatangan bus. Di antara mereka tidak terjalin
komunikasi meskipun hanya sekedar tatap muka dan berbagi senyuman.
Masing-masing memegang gadget yang dimiliki dan tersenyum sendiri dengan
aktivitasnya melalui gadget tersebut. Hal inilah bukti disintegrasi kehidupan
sosial. Jejaring sosial yang ada memang mejaga hubungan dengan kawan lama,
tetapi tidak mampu secara langsung memberikan kawan baru. Orang-orang yang
berada jauh dari kita dapat kita jangkau melalui jejaring sosial, tetapi
orang-orang yang berada dalam satu ruangan dengan kita justru tidak kita kenal.
Mari kita jadikan renungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar