Begitu tersentak hatiku saat
mendengar suatu tema acara Nation Building Beswan Djarum tahun ini, “Mutiara
Timur Indonesia”. Segala suguhannya membuatku bergetar, jiwa nasionalisme
keluar.
Sambil merasakan segala nikmat yang
Tuhan berikan, kurenungi nasib-nasib manusia. Di luar, saudara-saudaraku Bangsa
Palestin disiksa habis-habisan oleh kaum laknatullah Israel, mereka berperang
melawan bangsa lain. Tapi engkau, saudara sepersusuan tanah pertiwi, kau masih
dijajah, engkau masih disiksa oleh ketamakan duniawi. Oleh sebangsa sendiri,
tak cukup bangsa-bangsa lain yang tak tahu diri.
Kunikmati ketenangan, sajian
segar dari alam, fasilitas modernisasi, setiap sudut kota memberiku cerita.
Namun, engkau, tanahmu yang kaya justru tak mampu membuat engkau merasakan yang
kurasa.
Bukan salah kalau kau berada di
pedalaman, kau bilang menikmati alam bersama hutan dan barisan hewan. Pakaianmu
hanya anyaman, mungkin pula rotan. Kau dibiarkan dengan dalih melestarikan
kebudayaan.
Bukan salah kalau mereka bilang
kau tak sepadan, kau tak pintar, kau buangan. Tapi engkau dipertahankan. Kau
tetap memberikan senyuman dengan keikhlasan, menyambut kedatangan para
wisatawan.
Hitam legam warna kulitmu,
keritingnya rambutmu, aroma keringatmu, mereka bilang itu keunikan.
Engkau yang menyimpan kekayaan,
gunung emas, intan, dan berlian. Lukisan alam bahari nan riang, kau suguhkan
dengan sederhana. Namun, mereka mencurinya darimu, merenggut tahtamu,
membiarkanmu terlunta-terlunta bersama takdirmu. Tapi sesuingguhnya mereka
melakukan dengan sopan, procedural, permisi masuk ke rumahmu lalu
meninggalkannya ketika kebangkrutan bersamamu.
Bukan salahmu kawan, bukan pula
moyangmu. Ini cerita dari ketamakan dan ketakadilan. Mereka meluluh-lantahkan
tanah kelahiranmu dengan tangan-tangan setan. Membiarkanmu dalam kebodohan dan
menggiringmu menuju kegelapan. Lalu mereka tertawa riang di negeri seberang.
Jahanam!
Kawan saudaraku, saatnya kau
berkembang menuju kemajuan. Allah Maha Adil, suatu saat kau akan memperoleh
balasan, bersabarlah dan nantikan jawaban. Kau tak perlu khawatir atau bimbang,
di negerimu ini masih terdapat jutaan orang-orang penyayang, mereka akan siap sedia
membelamu dari ketidakadilan. Termasuk aku yang masih kecil ini. Suatu saat
nanti jika rahmat Allah mengijinkanku berumur panjang. Kan ku jadikan semuanya
kenangan. InsyaAllah.
Papua, kau persembahkan
keragaman, kekayaan, keunikan, dan ketenangan. Engkau gambaran nyata negeri
tropis Indonesia. Negeri bahari, kepulauan, hutan nan rindang yang mengalir
sungai-sungai. Dengan kemuliaan, kau akan jadi intan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar