Setelah kepo dengan akun fesbuk siswa tersebut, karena masih tidak percaya bahwa dia masih duduk di bangku SMP dan berusaha meyakinkan bahwa dia sebenarnya guru TIK yg mengajar di SMP tersebut namun tidak terbukti, hahaha, jahat sekali aku ini. Kutemukan beberapa foto pendakian salah seorang temanku muncul di Newsfeed. Karena tertarik ingin melakukan hal yg sama (mendaki gunung-red), aku kepo-in juga foto-fotonya itu, dan kutemukan foto salah satu temannya temanku tadi. Seorang lelaki, tetapi ada hal yg membuat aku merasa penasaran melihatnya dan akhirnya aku kepoin akun fesbuknya, hehe. Ternyata dia seorang anak kiai, pernah nyantri di salah satu pondok di Jatim dan sekarang masih kuliah di Undip, ini info dari blognya. Dan ternyata dia orang Jepara juga. Waah, ternyata orang Jepara keren-keren ya. Hahaha. Kepo berlanjut sampai foto-fotonya yg unik. Kutemukan salah satu foto gambar bendera NU (Nahdatul Ulama) dengan note di dalamnya. Ada sebuah tautan (link) yg merujuk pada sebuah blog karya seorang engineer di ITB.
Mungkin yg ada dipikiran kalian, "Ni orang kepo banget sih". Tapi untuk kali ini aku terima. Haha. Kepo, sebenarnya aku juga kurang suka. Tapi untuk hal-hal yg bisa mendapatkan kebaikan kayak gini kenapa tidak? hehe. Kepo boleh, asal yg baik-baik.:)
Panjang banget ya ceritaku padahal ini masih pembuka, belum merujuk pada inti masalahnya. Berikut aku tampilkan salah satu tulisan dari blog tersebut. Tapi, sebelumnya aku ingin berkomentar dulu. Biarkan tulisan ini berbicara, karena setiap orang bebas mengutarakan pendapatnya, termasuk pendapat nara sumber dari percakapan di blog tersebut, begitupun kalau kamu (pembaca) ingin berkomentar apapun maka dipersilakan, asal masih tetap menjunjung harga dirimu sendiri ya, dengan sopan dan santun maksudku.
Seperti kata penulisnya, meskipun tulisan ini menjurus pada salah satu ormas, tapi aku dan penulis tersebut bukan dari golongan ormas tersebut. Meskipun dari kecil aku dididik dari keluarga yg kental dengan ormas tersebut. Ormas NU. Ibuku meskipun bukan orang NU, tetapi pendidikan yg diberikan padaku datang dari NU, sedangkan Bapakku aktif di kegiatan Muhammadiyah.
Jangan permasalahkan perbedaan yg ada, perbedaan dalam Islam adalah khasanah dan rohmat yg datangnya dari Allah Ta'ala. Yg penting adalag keimanan dan ketaqwaan kita. Jangan suka langsung nge-judge hal tersebut benar atau salah sebelum kita temukan sendiri bukti-buktinya. Wallahu a'lam bisshowaab.Tapi memang secara pribadi aku lebih suka berdakwah kepada orang yg belum mengerti daripada beradu pikiran dengan orang-orang yg sudah mengerti. Berdakwah dengan "seni". Seni yg positif ya, bukan seni yg negatif dan dipaksakan kerana alasan seni seperti yg dilontarkan aktifis pendukung pornografi, hehe. Seni berkata-kata, seni bersikap, dan seni berpikir. Kalau kata orang,
Tak peduli orang tersebut pakai doa qunut atau tidak dalam sholat subuhnya, yg belum sholat masih banyak.Berikut kutipan artikel dari blog yg aku temukan. Kebetulan aku pernah diajak sama seorang senior untuk bergabung dengan organisasi yg akan dibahas di bawah ini, tapi aku tolak dengan halus. Silakan menikmati