Foto Blur ini diambil ketika ada sambatan di rumah |
Zaman semakin modern, populasi
penduduk yang semakin meningkat dan berbagai aktivitas ekonomi membuat orang
semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing untuk mencari nafkah dan memenuhi
kebutuhan pribadinya sehingga dikenal istilah individualistis dan turunnya
kepedulian sosial, tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi mereka yang tinggal
di pedesaan. Salah satu hal yang unik dan memberikan pesan sosial yang baik
adalah tradisi sambatan.
Sambatan berasal dari bahasa jawa “sambat”
dengan imbuhan “–an”. Sambat sendiri berarti bantu, tolong, atau bagi kasih,
sehingga sambatan mempunyai arti bantuan atau pertolongan. Dalam penggunaannya,
sambatan adalah kegiatan masyarakat untuk membantu sesamanya yang sedang
mempunyai kerja/hajat/acara. Sambatan adalah bentuk bantuan suka rela atau
tanpa upah. Namun, meskipun tanpa upah, sang punya hajat biasanya tetap
memberikan balasan dengan memberikan makanan kepada orang-orang yang
membantunya. Tidak penting biasanya nilai makanan yang diberikan, asalkan cukup dan layak sesuai dengan kemampuan sang punya hajat. Sambatan biasanya dilakukan dalam kegiatan seperti ngunduh mantu
atau pesta pernikahan, mendirikan rumah (biasanya untuk kegiatan pemasangan atap/
nata genteng), tasyakuran, serta peringatan lain. Sebelum dilakukan sambatan,
sang punya hajat biasanya mengundang tetangga atau orang-orang yang diajak
sambatan terlebih dahulu.
Di Jawa, khususnya bagi masyarakat
pedesaan, sambatan mempunyai arti penting dimana masyarakat dapat menjaga
hubungan kekeluargaan dengan saling bantu membantu. Dalam sambatan, sang punya
hajat dibantu dengan tenaga untuk berbagai keperluan. Dengan adanya bantuan
tersebut, sang punya hajat merasa sangat terbantu dan teringankan pekerjaannya.
Orang yang membantu pun sangat senang dapat membantu dan meringankan pekerjaan
saudaranya, meskipun hanya dengan sepiring makanan sebagai balasan. Ketika
sambatan pun orang-orang dikumpulkan dalam satu tempat dan waktu sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi yang menambah keakraban. Sambil membantu,
mereka dapat berbincang-bincang dan bercengkrama satu sama lain. Hal itu tentu
dapat memupuk rasa kekeluargaan warga.
Selain berarti secara sosial, secara
ekonomi sambatan mempunyai nilai penting karena dapat mengurangi biaya
pengeluaran, terutama untuk tenaga kerja. Bahkan dalam sambatan warga biasanya
tidak hanya membantu dengan tenaga, tetapi juga secara materi, seperti bahan
makanan atau lainnya. Tentu hal ini sangat menguntungkan terutama bagi mereka
golongan kurang mampu.
Sayangnya dewasa ini sambatan semakin
jarang ditemui, terutama di daerah perkotaan sebab masing-masing individu sibuk
dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk sambatan. Untuk itu,
orang-orang di perkotaan memanfaatkan jasa tukang atau catering untuk menyelesaikan
pekerjaannya ketika punya kerja.
Namun, nilai luhur yang ada di dalam
sambatan tidak boleh kita lupakan. Dan sebagai generasi penerus bangsa kita
tetap harus melestarikan tradisi positif warisan nenek moyang. Selama hal itu
baik, kenapa tidak kita lakukan?
itu mrpkn tradisi, tiap daerah brbeda istilahnya, kalo d jepara dkenal dgn sambatan, jika di semarang khajatan, kendurenan. Intinya sama sbtulnya, yaitu berbagi kasih dgn saling memberi. Mungkin jika ditelaah, hal itu bisa dijadikan contoh agar dijaman modern ini, dapat saling membantu sesama, shingga tercipta gotong royong dlm membangun masyarakat yg mandiri.
BalasHapusBenar kan my brother :D
Betul banget, berharap tradisi seperti ini tidak akan pernah luntur. Amiin
Hapus