Bicara soal kuliner, sekarang aku akan membahas soal seafood
alias makanan yang berasal dari laut. Tentu kebayang kan kelezatannya? Jangan
dibayangkan dulu sebelum kau tahu dariku.
Aku suka banget sama seafood, apalagi ikan laut (fish).
Katanya nenek moyangku orang pelaut, makanya aku suka seafood. |Ngaco!
Eh, beneran kali, kakek dan nenek buyutku baik dari mami and
papi aku itu asli orang pesisir. Gimana ngga bikin aku tergila-gila sama
seafood, orang dari sononya punya batere dari seafood.
Sekarang aku akan bahas sebuah menu makanan yang bagi orang
pesisir Jepara kayak aku bisa mabuk kepayang dibuainya. Ini dia, pindang.
Pindang yang aku maksud di sini bukan kayak pindang kerbau yang dibuat di Kudus, ikan pindang yang dijajakan di Semarang, atau pindang
daging yang ada di Palembang. It’s really different.
Pindang Semarang (sumber: alfiansyahmaulana.blogspot.com) |
Pindang Kudus (sumber: noorikhfan.web.id) |
Pindang Jepara (sumber: kedaikuistanaku.blogspot.com) |
Pindang yang aku maksud bisa disamain kayak ikan kuah kuning yang disajikan oleh orang-orang di NTB dan Papua. Ya, ini dia Pindang Jepara.
Sebenernya, di Jepara sendiri mengenal 3 (tiga) macam
pindang, yakni pindang serani (ini yang diklaim jadi makanan khas orang Jepara),
pindang cemplung, dan pindang tetel. Ketiganya mempunyai persamaan dari bahan bumbu
utamanya, yaitu kunyit alias kunir alias curcuma. Perbedaan ketiganya terletak
dari penyajiannya. Yuk, kita bahas dulu.
Pindang serani berbahan dasar ikan laut. Dengan bumbu garam,
merica, kunyit, jahe, daun jeruk, batang sere, dan lain-lain. Bumbu yang sudah
ditumbuk halus kemudian digongso kemudian bumbu dicampurkan dengan ikan yang
direbus. Perbedaan dengan pindang cemplung, bumbu-bumbu tidak perlu digongso
terlebih dahulu, dan pindang cemplung disajikan dengan kuah yang banyak seperti
sup. Sedangkan pindang tetel disajikan tanpa kuah atau kuahnya dibiarkan sampai
hilang (asat – Jawa) dengan posisi ikan yang ditetel-tetel (dipepet-pepetkan).
Oleh sebab itu pindang ini dinamakan pindang tetel. Untuk pindang tetel versi
ikan teri, baik teri nasi maupun teri biasa, disajikan di atas lembaran daun
pisang yang dipotong kecil-kecil. Tumpukan ikan teri yang hanya segenggaman
tangan ditaruh di atas potongan daun pisang kemudian ditetel-tetel.
Apapun jenis pindangnya, ketiganya memiliki rasa yang ruar
biasa. Kalo kata orang Jawa, Raos Echo, atau Mak Nyuss (Winarno, 2007)
Sedangkan aku sendiri paling suka dengan pindang cemplung,
apalagi bikinan mami di rumah. Dijamin suegerrr..
Dalam membuat pindang cemplung dapat menggunakan berbagai
macam ikan. Tapi mami di rumah paling sering menggunakan ikan bandeng laut.
Inget ya, bandeng laut, bukan bandeng payau atau bandeng tambak. Pasti kalian
yang ngga tahu apa-apa terus bertanya-tanya, “Emang ada bandeng laut??” | Ya
adalaaah! Yang pasti rasa bandeng laut lebih enak terlebih ngga bau tanah. FYI, kadar omega3 bandeng ternyata lebih tinggi dari ikan salmon lho..
Tapi jenis pindang paling terkenal di Jepara sendiri adalah
Pindang Ndas Manyung, artinya pindang dari kepala ikan manyung. Mohon maaf
karena penulis tidak bisa menerjemahkan ikan manyung itu ke dalam bahasa yang
Anda tahu.
Pindang bikinan mami sangat special, selain bumbu-bumbu
dapur, mami juga pakai bumbu cinta. | Grrrr >-<
Maksudnya dengan resep yang dibikin khusus oleh mami. Biasanya
dibikin sedikit pedas dengan cabe rawit , sedikit asem, dan disajikan
panas-panas. Rasanya?? Dijamin suegerrr
Berikut resep bikin Pindang Cemplung ala Mamiku
Bahan:
ikan bandeng laut segar
daun seledri
tomat
wortel
Bumbu:
garam
gula
merica
kunyit
bawang merah
bawang putih
daun jeruk
batang serai
cabai
Cara bikin:
2. Rebus air sampai mendidih
3. Masukkan ulekan bumbu
4. Masukkan potongan ikan
5. Masak sampai matang
6. Sajikan
Well, sekarang loe-loe pade udah pada tahu apa itu pindang
Jepara dan gimana cara bikinnya. Selamat mencoba!! J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar