Sumber Gambar: okezone.net |
Tentu belum hilang dari ingatan kita cerita tentang kisruh
supporter PSIS Semarang (yang biasa dikenal SNEX dan PANSER) dengan warga
Godong Grobogan pekan lalu dalam laga PSIS versus Persipur Purwodadi. Hal
tersebut dipicu oleh pengrusakan dan penjarahan barang dagangan warga yang
dilakukan oleh pihak supporter PSIS. Hal ini menimbulkan berbagai isu tidak
sedap tentang keselamatan pendatang berplat nomor kendaraan K yang berada di
Kota Semarang, entah bagaimana kebenarannya tetapi saya bersyukur saya tetap
baik-baik saja di perantauan tempat saya menimba ilmu.
Kisruh antar supporter memang tidak terjadi kali ini saja.
Bagi supporter PSIS sendiri bentrok dengan pihak lain bukan kali pertamanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai media, sebelumnya para
supporter PSIS pernah bentrok dengan supporter Persip Pekalongan, Persijap
Jepara, Persis Solo, PPSM Sakti Magelang, PSCS Cilacap, serta PSIR Rembang.
Jika ditelaah semuanya merupakan tim-tim sepak bola kebanggaan masyarakat Jawa
Tengah. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana bisa wong Jawa Tengah yang
dikenal lemah lembut dan menjunjung tinggi tata karma justru menjadi tokoh
utama dalam kisruh antar supporter?
Hal ini memang perlu menjadi catatan bagi semua stakeholder dimana semua pihak memegang
peranan masing-masing agar hal yang sama tidak terjadi berulang-ulang. Dalam
menjaga suasana yang harmonis, semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan PSSI
sebagai penyelenggara, harus turut mengambil langkah. Perlu suatu regulasi dan
sanksi yang jelas untuk mendukung terciptanya keamanan dan kenyamanan bersama. Hal
tersebut juga perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemimpin supporter
yang membawahi anggotanya.
Pada dasarnya keberadaan sebuah supporter atau kelompok
pendukung tim yang berlaga di lapangan justru dapat mendatangkan berbagai
keuntungan. Bagaimana tidak, selain bertujuan sebagai pendukung yang turut
mendorong semangat para pemain, keberadaan para supporter juga dapat
menghasilkan pemasukan bagi manajemen tim yang berlaga. Hal tersebut diperoleh dari besarnya tiket masuk
stadion yang harus dibayarkan ketika supporter hendak menonton jalannya
pertandingan secara langsung di lapangan. Namun, karena tidak terorganisir
dengan baik, yang terjadi justru hal-hal buruk yang justru menimbulkan banyak
kerugian.
Selain berdampak terhadap sosial ekonomi, kerusuhan yang
diakibatkan oleh ulah para supporter juga berdampak buruk terhadap psikologis
masyarakat berkaitan dengan rasa aman dan nyaman. Padahal, apabila dapat
dikendalikan, para supporter tersebut justru dapat menjadi sumbangsih besar
bagi kemajuan kreativitas anak bangsa. Berikut saya sajikan analisis SWOT
keberadaan supporter bola di Indonesia secara umum.
Strengths (Kelebihan)
Para supporter merupakan kesatuan massa yang besar,
jumlahnya mencapai puluhan ribu.
Solidaritas yang dimiliki oleh para supporter sangat tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan rasa pengorbanan dan kesetiakawanan dalam setiap
kegiatan.
Para supporter mampu memberikan icon bagi tim dari kota yang
didukung.
Weaknesses
(Kekurangan)
Para supporter terlalu fanatis terhadap tim sendiri sehingga
menganggap tim lawan bukanlah saudara sebangsa dan setanah air.
Kebanggaan sering kali dilampiaskan berlebihan bahkan
berujung pengrusakan fasilitas umum. Hal sepele seperti kegiatan corat-coret
tembok di tempat-tempat umum yang justru mengurangi keindahan kota.
Mayoritas para supporter mempunyai latar belakang pendidikan
rendah sehingga rawan terprovokasi hal-hal yang tidak baik.
Opportunities
(Peluang)
Dengan bersatunya para supporter dan didukung dengan
kreativitasnya dalam mendukung tim kebanggaannya (misalnya dengan lagu-lagu dan
koreografi) serta keberanian untuk aktif dalam kegiatan lain seperti kegiatan
amal dan pendidikan justru akan menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi
kebanggaan masyarakat kota/kabupaten yang ditempati. Bahkan dapat menjadi icon
yang dapat dibanggakan.
Keberadaan para supporter dengan jumlah massa yang besar
dapat mendukung program-program unggulan pemerintah daerah seperti penjagaan
lingkungan (adipura) serta promosi wisata yang justru dapat meningkatkan PAD.
Para supporter dengan sikapnya yang ramah (menjaga keamanan
dan kenyamanan) akan dapat menarik investor untuk mendirikan usaha di kota/kabupaten
sehingga tercipta lapangan pekerjaan.
Threats (Ancaman)
Jumlah massa yang banyak dan dengan latar belakang
pendidikan yang rendah justru akan menjadi sasaran empuk bagi pelaku politik
nakal. Mereka akan dimanfaatkan untuk hal-hal yang sifatnya propaganda dan
justru merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sikap bringas yang ditunjukkan oleh para supporter justru
akan membuat persepsi orang lain terhadap kota/kabupaten yang ditempati tidak
aman dan nyaman. Hal ini berakibat menurunkan kepercayaan investor, wisatawan,
serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Turunnya kepercayaan pemerintah sehingga berakibat skorsing
bagi tim yang didukung untuk berlaga.
Itulah beberapa hal yang menjadi analisa bagi keberadaan
supporter bola yang ada di Indonesia. Saya menghimbau bagi semua pihak,
khususnya para supporter bola, untuk tetap menjaga harga diri masing-masing di
manapun berada. Jangan sampai karena ulah kita justru banyak orang yang
menerima getahnya. Mari kita lampiaskan kebanggaan kita dengan hal-hal postitif
yang justru akan memberikan manfaat bagi banyak orang. Karena kita orang
Indonesia, bangsa yang berbudaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar