Membahas persoalan kaderisasi
memang tidak ada hentinya. Konsep yang bertujuan menciptakan kader berkualitas
secara mental spiritual dan intelektual ini selalu mengalami perkembangan
seiring berjalannya waktu, begitupun yang terjadi di lingkungan Fakultas Teknik
(FT) Undip. Namun, sayangnya setiap tahun perkembangan kaderisasi di Fakultas
Teknik justru mengalami hambatan, terutama berkaitan dengan peraturan
birokrasi, baik Universitas maupun Fakultas.
Sebelum membahas lebih jauh,
sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu seluk beluk kaderisasi. Makna kaderisasi sendiri
mengacu pada sebuah sistem yang bertujuan menciptakan kader sesuai dengan
prinsip, visi. misi, tujuan. serta sasaran organisasi. Sistem kaderisasi
mengurai tentang cara atau metode yang digunakan dalam memperoleh kader yang
diinginkan, pemeran kaderisasi (baik pendidik maupun peserta didik), serta
ketersediaan peraturan legal dan kondisi lingkungan yang mendukung.
Di lingkungan FT Undip sendiri,
dasar pelaksanaan kaderisasi adalah Buku Panduan Kaderisasi atau yang biasa
dikenal dengan Buku Biru Kaderisasi hasil inisiasi Departemen PSDM BEM FT dan
dibahas dalam simposium kaderisasi tingkat Fakultas yang dihadiri oleh
perwakilan BEM FT, Senat Mahasiswa FT, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Biro
Mahasiswa Fakultas, serta Birokrasi Fakultas yang diwakili oleh Pembantu Dekan
III. Selanjutnya buku tersebut dilegalkan dengan tanda tangan PD III Fakultas
Teknik Undip.
Penyusunan buku panduan tersebut
tidak lain bertujuan untuk memberikan suatu standar dan parameter yang jelas
untuk pelaksanaan kaderisasi di lingkungan FT Undip. Hal ini dapat menyanggah paradigma
bahwa kaderisasi hanyalah proses pemberian kenang-kenangan kepada mahasiswa
baru, bukan suatu proses pendidikan. Sebab dengan keberadaan buku biru kaderisasi,
mahasiswa diharapkan tidak sekedar menjadi objek, melainkan menjadi subjek yang
berperan aktif dalam proses kaderisasi.
Alur Sederhana Kaderisasi Mahasiswa Baru FT |
Tujuan kaderisasi sendiri adalah
mennciptakan kader yang berkualitas secara mental spiritual dan intelektual
dengan menumbuhkan iman dan takwa, sikap integritas, serta memiliki standar
kompetensi soft skill dan hard skill yang baik. Apabila seorang
mahasiswa senior mampu berperan aktif dalam lembaga mahasiswa, mempunyai banyak
prestasi baik secara akademik maupun non akademik dengan tidak meninggalkan
kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, maka diharapkan hal serupa dapat dimiliki
oleh mahasiswa junior. Begitulah gambaran singkat tujuan diadakannya
kaderisasi.
Namun, sayang tujuan mulia diadakannya
kaderisasi untuk mahasiswa Fakultas Teknik setiap tahun justru mengalami
hambatan dan terkesan ada upaya penghapusan dengan keluarnya
peraturan-peraturan yang mensyaratkan pembatasan waktu kaderisasi. Surat
Keputusan Rektor Undip terakhir menginstruksikan bahwa pelaksanaan kaderisasi
bagi mahasiswa baru maksimal hanya 5 hari setelah pelaksanaan Penerimaan Mahasiswa
Baru di tingkat universitas. Memang belum ada penelitian terkait yang
menunjukkan adanya regresi positif antara manfaat kaderisasi dengan waktu
pelaksanaan kaderisasi atau korelasi yang menunjukkan nilai efektivitas
pelaksanaan kaderisasi yang selama ini sudah berjalan. Umumnya kaderisasi mahasiswa
di Fakultas Teknik dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan atau pada semester
awal.
Terbitnya peraturan dari rektor tersebut
untuk meminimasi timbulnya ekses kaderisasi yang tidak diinginkan, seperti
tekanan mental yang berlebihan, kontak fisik yang menimbulkan luka, dan/atau
turunnya nilai akademik dengan indeks prestasi sebagai parameternya. Selain hal
tersebut, pembatasan diberlakukan untuk mencegah terjadinya ulah oknum
mahasiswa senior yang tidak bertanggung jawab. Namun, di luar segala bentuk
kekhawatiran tersebut, tentu manfaat kaderisasi akan lebih besar dan berdampak
panjang daripada ekses yang kebanyakan hanya bersifat sesaat. Sebelum berbicara
mengenai manfaat kaderisasi, berikut disajikan analisis SWOT pelaksanaan
kaderisasi di lingkungan Fakultas Teknik Undip.
Strengths
|
Weaknesses
|
·
Input mahasiswa FT (SDM) yang baik mengingat
FT merupakan salah satu fakultas terbaik di Undip yang termasuk universitas
unggulan di Indonesia
·
Tersedia standar dan parameter legal yang
jelas sebagai acuan pelaksanaan kaderisasi, yaitu Buku Biru Kaderisasi
|
·
Tidak ada dukungan penuh dari birokrasi
(pengelola jurusan/ fakultas/universitas)
·
Terdapat oknum mahasiswa senior yang
memanfaatkan kaderisasi sebagai ajang balas dendam atas perponcloan yang
diterima pada masa lalu
|
Opportunities
|
Threats
|
·
Terciptanya mahasiswa prestatif
berkesinambungan melalui transfer informasi yang baik
|
·
Ekses kaderisasi, seperti hukuman fisik dan
mental yang berlebihan akan berujung pada pelaporan hukum kasus pidana
|
Berdasarkan analisis SWOT
sederhana di atas, dapat dilihat hal-hal yang dimiliki oleh sistem kaderisasi.
Kultur kehidupan enjiner-lah yang mengedepankan disiplin dan akademis serta kreativitas
dan inovasi yang membuat kaderisasi di lingkungan Fakultas Teknik harus
dijalankan. Adapun manfaat dari dilaksanakannya kaderisasi di kampus adalah
sebagai berikut.
1.
Menumbuhkan jiwa disiplin, seperti kebiasaan
datang tepat waktu, taat dan patuh serta responsif terhadap peraturan
2.
Menumbuhkan sikap empati dan menahan egoisme terhadap
sesama melalui kegiatan bekerja dalam tim, sopan dan santun, saling menghormati
dan menghargai
3.
Menumbuhkan sikap integritas dengan berani jujur
dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan
4.
Menjalin networking dengan kemampuan komunikasi baik
secara verbal maupun non verbal, pendekatan interpersonal, serta keberanian
mengambil keputusan
5.
Timbulnya motivasi untuk berprestasi baik secara
akademik maupun non akademik, aktif dalam organisasi/lembaga mahasiswa, serta
mampu mengapresiasi mimpi dan cita-cita dengan bekerja keras meraihnya
Manfaat kaderisasi tersebut tentu
berdampak dalam waktu yang relatif lama dibandingkan dengan ekses (dampak negatif)
kaderisasi yang singkat serta dapat dicegah kejadiannya. Untuk mahasiswa baru
dengan kondisi fisik lemah, mempunyai penyakit tertentu atau bersifat bawaan,
pihak pengkader seharusnya memperbolehkan baginya untuk mengikuti kegiatan
semampunya serta telah menyediakan fasilitas seperti ruang kesehatan dan
tanggung jawab moral untuk memanggil tenaga medis atau merujuknya ke rumah
sakit apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini tentu wajar
terjadi karena kegiatan kaderisasi tentu mempunyai struktur kepanitiaan seperti
kegiatan pada umumnya. Motivasi yang tertanam dapat mendongkrak semangat
mahasiswa untuk menata karirnya meraih prestasi dan harapan yang diinginkan,
tentu hal ini tidak dapat terbentuk dengan sendirinya tanpa dorongan dan
dukungan dari pihak lain. Dalam hal ini, mahasiswa senior diharapkan dapat
membantu menumbuhkan motivasi dengan prestasi yang telah diraihnya. Begitupun
setelah terbentuk, antar mahasiswa diharapkan saling memberikan motivasi untuk
sesamanya, baik untuk prestasi maupun untuk kondisi kehidupan lainnya.
Kekhawatiran lain tentang
kegiatan kaderisasi adalah turunnya indeks prestasi mahasiswa. Hal ini
merupakan parameter akademik yang menjadi prioritas lembaga pendidikan. Berikut
disajikan sebuah data berupa grafik rata-rata indeks prestasi mahasiswa dengan
sampel salah satu jurusan di Fakultas Teknik Undip. Data diambil dari sistem
informasi akademik dan disajikan dalam lima semester.
Grafik IP Mahasiswa per Semester |
Berdasarkan grafik tersebut
terlihat bahwa pada semester awal (semester I) dimana kegiatan kaderisasi
umumnya berlangsung justru nilai IP semester mahasiswa berada pada puncak
tertinggi. IP tersebut cenderung menurun pada semester kedua dan menurun
drastis pada semester ketiga. Dan mengalami kenaikan secara signifikan pada
semester-semester berikutnya. Hal tersebut membuktikan bahwa ternyata kegiatan
kaderisasi tidak berdampak negatif terhadap indeks prestasi mahasiswa. Justru
yang seharusnya menjadi sorotan ialah kurikulum pendidikan yang berlaku pada
sistem pengajaran. Sebab yang terjadi selama ini justru sistem pendidikan
(kurikulum dan pengelolaan) yang kurang baiklah yang menjadi penyebab turunnya
IP semester. Bahkan pernah terjadi mahasiswa meninggal karena mengalami
kecelakaan lalu lintas akibat mengantuk setelah begadang mengerjakan tugas yang
terlalu banyak dari mata kuliah. Sekarang, kalau yang menjadi permasalahan
adalah waktu kaderisasi yang dianggap terlalu panjang (5 bulan). Lantas siapa
yang berani menjamin kuliah 146 sks ditempuh dengan 8 semester adalah waktu
yang paling efektif untuk pendidikan di Indonesia?
Dengan kaderisasi yang baik
diharapkan mahasiswa ke depan mampu me-manage
dirinya dengan baik sehingga dapat mengatasi segala permasalahan akademik
dengan tidak meninggalkan aktivitas lain di luar akademik, seperti
organisasi/lembaga mahasiswa, olahraga, dan seni. Salah satu parameter
keberhasilan kaderisasi ialah terwujudnya mahasiswa yang aktif dalam
organisasi/lembaga mahasiswa termasuk biro dan UKM yang menaungi kegiatan non
akademis mahasiswa. Berdasarkan pengamatan sederhana di lapangan ditemukan
bahwa mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan ternyata mempunyai
kemampuan lebih dalam hal akademik serta memiliki prestasi yang dapat
dibanggakan. Berikut disajikan data perbandingan sederhana mengenai prestasi
mahasiswa dengan kaderisasi yang didukung semua pihak dengan yang tidak
didukung. Kata didukung mengarah pada dukungan birokrasi dalam kegiatan
kaderisasi, artinya belum ada hambatan bagi pelaksanaan kaderisasi mahasiswa.
Sampel data ini adalah salah satu jurusan di Fakultas Teknik Undip.
Parameter
(Dalam
4 semester awal)
|
Mahasiswa
Kaderisasi 5
Bulan
(Sistem Lama)
|
Mahasiswa
Kaderisasi 3
Bulan
(Sistem Baru)
|
IPK
|
3,18
|
3,06
|
Aktif dalam organisasi mahasiswa
|
67/129
|
44/122
|
Peserta ajang bergengsi internasional
|
7/129
|
3/122
|
Peraih award mahasiswa berprestasi
|
2/129
|
1/122
|
Penerima beasiswa unggulan
|
6/129
|
-
|
Berdasarkan data tersebut
terlihat dengan jelas bahwa manfaat kaderisasi dapat dirasakan secara
signifikan melalui data kuantitatif, selain ukuran secara kualitatif. Oleh
sebab itu, diharapkan kaderisasi di lingkungan FT Undip tetap didukung dan
mendapat perhatian dengan baik. Jangan sampai terkesan tidak ada yang mau
bertanggung jawab atas resiko yang ada, mau buahnya tetapi tidak mau getahnya. Tidak
ada suatu sistem terbaik tetapi selalu ada sistem yang lebih baik dari sistem
sebelumnya, begitupun termasuk kaderisasi mahasiswa di Fakultas Teknik Undip.
Oleh sebab itu, perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap saat untuk proses continuous improvement agar sistem
kaderisasi bagi mahasiswa menjadi lebih baik setiap waktu untuk Undip yang siap bersaing di era global.
Oleh
Muhdam Azhar,
Staff PSDM HMTI Undip
2010
Sekretaris Umum HMTI
Undip 2011
Litbang PSDM BEM FT
Undip 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar