“Soekarno, ijazah hanyalah
sepotong kertas. Hal ini tidak abadi! Ingatlah bahwa hanya karakter manusia
yang selalu kekal. Karakter ini akan tetap dikenal lama setelah manusia itu
meninggal”, pesan Prof. Jan Klopper, Rektor Technische Hogeschool te Bandung
(THB), pada wisuda Ir. Soekarno tanggal 25 Mei 1926.
Salah satu bentuk pendidikan karakter Gambar oleh RianR |
Karakter, sesuatu yang
secara kasat mata tak tampak, tetapi mampu dirasa, diolah dengan akal dan
nurani menjadi nilai yang begitu berarti. Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku dari setiap peribadi yang menjadi ciri khas seseorang, yang membedakan
antara satu orang dengan lainnya. Karakter menentukan bagaimana seseorang
menanggapi suatu keadaan. Karakter bagaikan kompas di tengah lautan, tanpa
bekal kompas, nahkoda kapal bisa berdiam di tengah lautan keras yang bisa
sewaktu-waktu menenggelamkannya karena tidak tahu arah. Karakter juga yang akan
menentukan keputusan seseorang.
Pendidikan karakter datang
sejak kita masih kecil di bawah asuhan orang tua terutama ibu kita. Tanpa
disadari apa pun yang dilihat oleh anak, maka akan menjadi percontohan baginya.
Sebuah iklan pasta gigi
memberikan contoh sederhana tentang karakter. Seorang anak meniru tingkah
ayahnya yang mencolek kue untuk dicicipi. Sang ibu merasa risih akan hal
tersebut. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh banyak hal, yang pertama karena
mengambil makanan tanpa cuci tangan setelah beraktivitas di luar, yang kedua
bisa jadi kue itu akan diberikan kepada orang lain sehingga tidak sopan apabila
kue tersebut menjadi bopeng tak beraturan. Adegan lain saat sang ayah mengajak
anaknya menggosok gigi sebelum tidur, dan sang anak pun mengikutinya. Itulah
pendidikan karakter, keteladanan yang baik bisa melahirkan karakter positif, sebaliknya
keteladanan tak baik bisa melahirkan karakter yang tidak baik pula.
Pendidikan karakter tak
berhenti saat kita dalam pengawasan orang tua saja. Bahkan sampai kita dewasa,
pendidikan karakter akan tetap berlanjut.
Seorang guru berpesan padaku
bahwa masa kuliah tidak hanya memberikan bekal ilmu sains, tetapi lebih kepada
pematangan karakter. Setiap individu bisa berubah kapan saja. Tanpa karakter
yang kuat maka dia akan mudah terombang ambing oleh perkembangan trend yang
ada. Hal itu benar adanya, suatu saat seorang mahasiswa bisa aktif sekali dalam
bidang akademik, tetapi beberapa saat kemudian dia bisa berubah haluan menjadi
seorang aktivis mahasiswa yang idealis, penuh nuansa politik, gemar melakukan
aksi tanpa mempedulikan akademiknya lagi. Di lain cerita, seorang mahasiswi
dulunya gemar hal-hal yang berhubungan dengan seni, bahkan sampai aktif menjadi
sebuah fans club artis terkini, tetapi sekarang dia berubah menjadi sangat religius,
aktif dalam kegiatan jihad, bahkan sampai menghardik teman-teman yang tidak
seiman dan sejalan dengannya. Masih banyak contoh fenomena lain yang terjadi.
Karakter, sesuatu yang
secara kasat mata tak tampak, tetapi mampu dirasa, diolah dengan akal dan
nurani menjadi nilai yang begitu berarti. Karakter adalah kompas hidup yang
harus dibekali oleh banyak hal dan sedari dini. Keteladanan yang baik adalah
salah satu pendidikan ampuh pembentukan karakter. Mari kita pupuk karakter kita
dengan hal-hal positif untuk kemajuan agama, nusa dan bangsa kita.
Karakter yang kuat di tengah
perkembangan zaman yang semakin pesat.
Jujur – dapat dipercaya,
baik perkataan maupun perbuatan.
Integritas – penyatuan atas
sifat jujur dan tidak berkhianat.
Rendah hati – merasa bahwa
manusia berkedudukan sama di hadapan Tuhan, tidak ada yang lebih tinggi, dan
segala yang dimiliki adalah titipan Tuhan.
Empati – peduli dan mampu merasakan
apa yang dirasakan oleh orang lain serta mengambil tindakan atas apa yang
dirasakan.
Akuntabilitas – berani bertanggung
jawab atas ucapan, tindakan, serta semua keputusan yang diambil.
Toleransi – sikap hormat
dengan memberikan kelonggaran (tidak mendiskriminasi) perbedaan yang dimiliki
oleh orang lain.
Rasa hormat - menghargai dan menyayangi sesama.
Disiplin – patuh terhadap
peraturan yang ada dan disepakati bersama.
Berani mengakui kesalahan
pribadi.
Pantang menyerah.
Good Sadam, nice post!! Mari menganak-anakkan anak-anak! :D
BalasHapus