"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung
halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau
akan dapatkan pengganti saudara dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup
terasa setelah lelah berjuang."
(Imam Syafi'i)
(Imam Syafi'i)
Ada banyak alasan mengapa aku lebih
memilih pekerjaan yang sekarang ketimbang menetap di kampung halaman. Meskipun
di sana, aku bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik dengan gaji yang lebih
cukup. Meskipun di sana aku bisa memperoleh kenyamanan karena masih tinggal dan
bergantung dengan kedua orang tua. Tapi aku mengingingkan yang lebih dari itu. Yang
aku inginkan adalah tantangan hidup, pembelajaran tentang banyak hal yang
berkaitan dengan hidup dan kehidupan.
Jakarta, kota ini jauh berbeda dengan
Jepara. Tak perlu bicara soal lingkungannya, manusianya apalagi, sangat
berbeda. Banyak kutemui orang-orang yang, maaf, bajunya lusuh, seorang ibu dan
anak yang tertidur pulas di lorong jembatan busway. Seorang anak kecil yang
membawa karung untuk mengangkut sampah-sampah dengan sandang yang compang-camping
tak karuan, sedangkan yang lain berbaju dinas, rapi dan wangi, parasnya bersih
dan menawan. Kesemrawutan Kota Jakarta tak perlu aku ceritakan lebih lanjut,
hampir semua orang sudah mengetahuinya. Sudah menjadi rahasia umum.
Namun, kerasnya Jakarta justru memberikanku
banyak pelajaran tentang kehidupan. Secara pribadi, aku terlatih untuk bisa
lebih mandiri. Dan aku juga berharap, jiwa sosialku semakin bertambah ketika
dihadapkan dalam kenyataan hidup yang penuh dengan ketimpangan sosial seperti
ini.
"3 perbuatan yang paling
mulia adalah: Kedermawanan di saat sempit harta, menjauhi perbuatan dosa di
saat sendiri, dan berkata jujur dihadapan orang yang ditakutinya" (Imam
Syafi'i)
Aku percaya bahwa siapapun yang menanam
kebaikan maka ia akan menuai hasil kebaikannya itu. Di Jakarta ini, aku
dipertemukan dengan banyak saudara dan kerabat baru. Mereka sangat baik padaku.
Bahkan orang yang sebelumnya tidak pernah kukenal pun berlaku demikian. Ia
begitu peduli dengan diri dan keselamatanku. Tak hanya dengan tutur kata dan
nasihatnya, juga dengan perbuatannya.
Percayalah, masih banyak orang baik yang
hidup di dunia ini. Sekeras apapun, dia masih punya hati dan perasaan yang bisa
luluh dengan kebaikan. Maka, tebarkanlah kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar