“Kenapa sih, para senior itu
selalu marah-marah dan berteriak seolah-olah mereka bukan kaum intelektual.
Kita bisa kali diberitahu dengan cara yang halus.”
“Kenapa sih asisten itu
ribet amat, sok teliti banget, ini itu salah, padahal cuma perkara tata tulis.
Dikit-dikit asal coret.”
Pada mulanya kita hanya tahu
kenapa saat kuliah dari masa kaderisasi sampai mau ujian sidang skripsi semua
serba penuh tekanan. Mental kita benar-benar diuji. Kita dituntut untuk punya
mental baja, bisa memberikan solusi dengan jalan yang kreatif dan tetap
perfectionist meski ditekan mati-matian. Pada mulanya kita hanya diberitahu
bahwa semua itu kelak akan sangat berguna bagi kita tanpa pernah tahu kapan
manfaat itu bisa kita petik.
Sebenarnya saat kuliah pun
kita sudah mendapatkan manfaatnya, sadar atau tidak, ternyata banyak juga para
dosen yang dengan seenaknya meminta sesuatu dan semaunya mengatakan sesuatu,
terdengar pedas dan menyakitkan. Hanya hal itu kadang tidak berlangsung lama
sebab hati mereka masih sama seperti bapak atau ibu kita.
Namun, saat tiba di
kehidupan professional, menempuh masa-masa dalam pekerjaan, ternyata hutan
rimba itu benar-benar ada. Hal yang lumrah kalau seorang bos atau atasan menegur
bawahannya dengan makian, kata-kata kasar, dan terkesan menjatuhkan. Hal yang
lumrah saat usaha kita yang belum berhasil dibalas dengan sindiran dan
kata-kata pedas yang tak enak didengar. Apabila target dan deadline sudah di
depan mata, maka para bos itu hanya ingin tahu hasilnya saja tanpa proses yang
mengiringinya.
Dunia kerja adalah dunia professional.
Jangan terlalu berharap mendapatkan lingkungan kerja sesuai dengan harapan kita. Orang-orang
yang saling mengerti dan memotivasi, atasan yang selalu mendukung setiap
langkah bawahannya, serta kebijakan perusahaan sesuai dengan isi hati. Tidak
semua lingkungan perusahaan tampil mengagumkan seperti yang selalu kita
idam-idamkan.
Kini aku sendiri sadar dan
merasakan bagaimana manfaat dulu dibentak-bentak oleh senior, dipersulit oleh
asisten, disindir oleh dosen. Semua sebagai bekal untuk aku tetap bertahan
dalam lingkungan kerja yang keras ini.
Pilihannya hanya dua,
bertahan atau bertandang? Bertahan dalam pekerjaan tersebut dan menunggu
masa-masa indah itu tiba. Atau bertandang ke lahan pekerjaan yang lain dan
selalu memulai sesuatu dari awal.
“Bahwa kehidupan itu adalah sebuah pertandingan, pemenang adalah mereka yang kuat dan mampu bertahan sehingga akan merasakan manisnya hasil perjuangan. Semua akan indah pada waktunya. Dan sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar.”
Kerreeeen... Setuju Dam :)
BalasHapusDan kelak semua akan merasakannya mak :)
Hapus