Seorang sahabat pernah menuturkan kepada saya tentang
rahasia sukses orang – orang Tionghoa yang disebutnya dengan istilah 3H.
Yang pertama adalah hoki atau keberuntungan. Menurut kepercayaan orang
Tionghoa, hoki adalah nomor satu, karena apa pun yang kita kerjakan atau
usahakan, jika tidak ada hoki, kesuksesan akan sulit dicapai.
Yang kedua adalah adalah hong shui, yang artinya angina dan
air, yang menjelaskan tentang faktor – faktor alam yang saling terkait dan
memengaruhi kehidupan manusia. Karenanya, tidaklah mengherankan jika orang
Tionghoa sangat memperhatikan tanggal, hari, bulan, dan tahun kelahirannya,
serta sangat kritis terhadap tata letak dan arah bangunan tempat tinggal atau
tempat usaha mereka, karena hal itu dipercaya sangat berpengaruh terhadap
kemakmuran dan keberhasilan usaha mereka.
Yang terakhir adalah hopeng atau teman. Orang Tionghoa
sangat menggarisbawahi faktor hubungan baik atau pertemanan dalam menjalankan
bisnisnya. Jika Anda sudah dianggap sebagai teman dan bisa dipercaya, urusan
transaksi bisnis adalah persoalan mudah.
Tentang dua faktor yang pertama, masih banyak terjadi
perdebatan dalam masyarakat, masih banyak orang yang tidak percaya dengan hoki
apalagi hong shui, tetapi untuk faktor pertemanan, hampir semua orang
mengamininya.
Dalam buku – buku tentang kesuksesan juga dijelaskan bahwa
“Anda adalah dengan siapa Anda paling banyak bergaul.” Pergaulan bisa lewat
buku – buku yang And abaca, film – film yang Anda tonton, dan sahabat atau
orang – orang terdekat yang Anda miliki, yang intinya mengajak kita semua untuk
memperhatikan dengan siapa kita paling banyak menghabiskan waktu. Apakah dengan
orang – orang yang positif yang membangkitkan semangat dan memotivasi hidup
kita, ataukah dengan orang – orang negatif yang membuat energi hidup kita
tersedot olehnya.
Mengenai hal ini ada sebuah pengalaman menarik ketika dalam
sebuah seminar seorang pembicara mengatakan kepada para pesertanya. “Saudara –
saudara, jika Anda ingin sukses, mulai saat ini Anda harus periksa kembali
siapa saja kawan – kawan Anda, dan jika ada orang – orang yang negatif, hapus
nama mereka dari daftar nama teman – teman Anda. Segera gantikan dengan teman –
teman baru yang positif, “ seru si pembicara dengan bersemangat.
Semua hadirin yang ada di ruang seminar segera menuliskan
nama kawan – kawan lama mereka dan mengamatinya satu per satu untuk diperiksa,
apakah ada di antara mereka yang harus dihapus dan diganti dengan daftar nama
yang baru.
Tiba – tiba, ada seorang peserta yang bangkit berdiri dan
mengajukan pertanyaan kepada pembicara seminar. “Pak, setelah saya periksa
ternyata orang yang paling negatif adalah orang yang paling dekat dengan saya,
yaitu istri saya sendiri. Bagaimana solusinya, Pak? Apakah istri saya harus
diganti?” tanyanya dengan polos.
Sembari tersenyum si pembicara menjawab, “Semua teman –
teman yang negatif harus diganti, kecuali pasangan hidup Anda, karena
kontraknya untuk seumur hidup.”
Mendengar jawaban itu, semua hadirin pun ikut tertawa.
“Yang ikut tertawa, pasti orang yang punya pengalaman yang
sama,” sahut pembicara yang mengundang tepuk tangan para peserta yang memenuhi
ruangan seminar itu.
Umumnya, faktor – faktor yang mendorong dan menghambat
kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh orang – orang yang berada di lingkungan
terdekatnya, bisa teman, atasan, orang tua, atau pasangan hidup kita sendiri.
Seorang guru bijak suatu hari pernah ditanya, “Bagaimana
cara mengubah mereka?”
“Tidak ada cara paling ampuh untuk mengubah orang lain,
kecuali dengan mulai mengubah diri sendiri,” jawab sang guru bijak sembari
mengingatkan bahwa sikap orang lain terhadap kita ibarat sebuah cermin, mereka
akan memperlakukan kita sebagaimana kita memperlakukan mereka.
Cerita di atas dikutip dari buku “Berani Menertawakan Diri
Sendiri” karya Sulaiman Budiman.
Ciye yang bukunya baru haha. Setuju! the power of connection is the most factor that can help you in any unpredictable condition. Keep writing Dam!
BalasHapusThanks Buddy. That's the point I meant :)
Hapus